Cinta yang tulus mampu menghancurkan kerasnya karang, apalagi hati
perempuan. Karena memang pada dasarnya perempuan adalah mahkluk yang mudah
tersentuh hatinya. Saat ia dicintai, wanita akan merasakannya. Walaupun
sebelumnya ia tak punya perasaan apa-apa tetapi lambat laun ia bisa belajar
mencintai sang pria. Karena saat dicintai, orang akan merasa lebih berharga,
diperhatikan dan merasa luar biasa.
Sementara saat mencintai, orang akan terdorong untuk menjadi luar
biasa, hebat dan memberikan perhatian kepada orang yang kita cintai. Jatuh
cinta memang indah, tetapi berhati-hatilah terhadap kekecewaan di belakangnya.
Kalau sudah berani jatuh cinta, harus
berani patah hati. Saat mencintai, kita tak terpikirkan alasan ataupun
penjelasan. Apalagi buat perempuan yang lebih memakai perasaan daripada logika.
Terkadang saat jatuh cinta kita menjadi buta terhadap kenyataan dan sekeliling.
Parahnya, kita jadi tak melihat keburukan orang yang kita cintai, juga tak
memperhatikan kebaikan dan perhatian orang lain. Karena buat kita saat itu
hanya ada dia, dia dan dia. Padahal bisa jadi, justru orang lain itu yang lebih
tulus dan benar-benar menyayangi kita.
“Saat kita sibuk menatap punggung seseorang dari belakang,
seringkali tanpa kita sadari bisa jadi ada orang lain yang juga sedang menatap
punggung kita dari belakang. Dan bisa jadi justru orang itulah yang sebenarnya
adalah cinta sejati kita, bukan orang yang saat itu kita tatap punggungnya dari
belakang.”
Perempuan, akan lebih bahagia saat dicintai. Karena perempuan
punya energi yang terbatas untuk mengejar cinta. Dulu, kita pernah berpikir
kalau cinta tak butuh balasan. Ternyata salah. Cinta antara perempuan dan laki-laki itu butuh balasan. Apalagi
buat seorang perempuan. Sebesar apapun perasaan seorang perempuan terhadap
seorang pria, kalau terus menerus dalam posisi mengejar dan terabaikan tanpa
ada balasan, lambat laun akan lelah juga. Yang kemudian akan menipis dan
terkikis habis tergantikan dengan cinta - cinta yang lain.
Seorang pria tidak seperti perempuan yang suka bermain
“jinak-jinak merpati”. “Kalau seorang pria memang mencintai seorang perempuan,
ia akan melakukan apapun untuk menarik perhatian dan untuk mendapatkannya”
(from He is Just Not That Into You by : Greg Behrendt). Sebaliknya, umumnya
pria tidak bisa belajar mencintai seperti halnya perempuan. Mereka umumnya
relative lebih ‘straight and to the point’. Suka ya suka, tidak ya tidak. Walaupun
untuk beberapa kasus ada pria yang bisa belajar mencintai, berupaya mencintai
atau bahkan berpura-pura mencintai seorang wanita. Tetapi coba tanya hatinya,
bisakah ia membohongi hati dan perasaan sendiri? manusia normal tidak. Mungkin
manusia –baik pria ataupun wanita - bisa membohongi seluruh dunia. Tapi ia
takkan pernah bisa membohongi Tuhan dan dirinya sendiri.
Ini bukan berarti perempuan tidak setia. Tetapi buat kita,apa
artinya sebuah kesetiaan kalau sebenarnya orang yang kita setiai tidak butuh
itu. Bahkan lebih buruknya kalau orang yang kita cintai sama sekali tidak
membutuhkan kita. Untuk apa bergantung pada sesuatu yang tidak sudi kita
jadikan tempat bergantung. Percuma saja memberikan perhatian, kitang dan
kebaikan untuk seseorang yang tidak pernah menghargai semua yang telah kita
lakukan. Haloo… dunia ini luas dan indah loh. Masih banyak kesempatan dan
hal-hal baik di luar sana yang menanti kita. dunia itu indah. Hidup itu indah, hanya jika kita ingin
menjadikannya indah. Karena
berbahagia adalah sebuah pilihan.
Cinta memang tentang perasaan, tetapi tetap harus menggunakan
logika dan pikiran. Dan satu hal, jangan sampai cinta membuat kita kehilangan
harga diri dan diri kita sendiri. karena sesungguhnya Tuhan menanamkan perasaan
cinta ke dalam hati manusia untuk memuliakan manusia, bukan untuk
menghinakannya. Cinta datang untuk menjadikan manusia lebih baik, bukan untuk
membuatnya terperosok dalam jurang perendahan harga diri apalagi kenistaan.
Cinta itu suci dan murni. Yang salah adalah orang-orang yang terlibat di
dalamnya. Apalagi ketika cinta sudah bercampur dengan nafsu, ego, dan keinginan
sesaat. Jadi, akan memilih mana
antara dicintai dan mencintai? Buat kita akan jauh lebih baik bila kita
dicintai oleh orang yang juga kita cintai.
Keinginan dicintai jangan dijadikan alasan membohongi diri sendiri
lantas malas berjuang mengejar cinta. Tetapi tetap ada batasnya. Sampai pada
satu titik, ketika mencintai dan dicintai tak bisa dipertemukan pada satu
sosok, seorang perempuan mungkin akan
lebih berbahagia bila ia memilih untuk dicintai terlebih dahulu. Kita
bilang mungkin, karena kita sendiripun belum tahu pasti. karena kita juga belum
pernah merasakan dicintai dengan benar-benar. Atau mungkin kita memang belum
menyadarinya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar