Jumat, 02 Maret 2012

Sebuah pesan muncul di IP Messenger tentang "Surat Lamaran Kerja"

Sebuah pesan muncul di IP Messenger tentang "Surat Lamaran Kerja" yang berisi sebagai berikut:

*perhatikan baik-baik ya...contoh surat lamaran kerja ini...*

SURAT LAMARAN KERJA
Hal : Lamaran Pekerjaan


Kepada Yth.,
Manajer Sumber Daya Manusia
Perusahaan Tambang Minyak Uganda


Salam Sayang,
Bapak Manajer yang terhormat, saya membaca di surat kabar mengenai lowongan kerja di Perusahaan Bapak. Saya membacanya minggu lalu, saat itu saya sedang berada di rumah kawan saya Yadi Sas, dia juga melamar kesini loh pak, apakah surat dia sudah sampai juga? Kalau sudah, jangan pilih dia, pilih saya saja pak, si Yadi itu orangnya keras kepala dan dia suka melawan orang tua tapi untunglah ibunya tidak tempramen seperti ibu Malin Kundang, jadi sampai sekarang dia tidak berubah menjadi batu, kalau tidak percaya bapak bisa lihat senditi ini FB nya http://www.facebook.com/syekhsas. sudah dilihat belum pak? Bagaimana? Tengil kan dia? Dia juga sok artis loh pak, mentang-mentang jago main gitar. Ah sudah dulu pak membicarakan orangnya, bapak ini bagaimana sih kan saya mau melamar pekerjaan.


Kembali lagi ke topik utama ya pak. Sehubungan dengan lowongan kerja di atas, saya mengajukan diri (melamar kerja) untuk bergabung (bekerja) di perusahaan (tempat bekerja) bapak. Mengenai diri saya, saya dapat jelaskan sebagai berikut :


Nama : Agus Suherman


Tempat, Tanggal Lahir : Uruguay, 13 Agustus 1989


Pendidikan Terakhir : Sarjana Ilmu Dakwah dari Sekolah Tinggi Anak Nakal Singapore


Alamat : JL. Kolonel Che Gue Vara, No 12, Blok C, Komplek Pemda Havana, Kuba


Telepon/HP : maaf pak, HP saya hilang di angkit waktu saya mau ke cicadas ke
rumah A Teten nganterin Tahu, telepon rumah dicabut karena tidak
membayar selama 3 bulan, dasar Telkom goblog!, tapi Bapak bisa
menghubungi saya lewat HP Paman saya, namanya Mang Dedi, ini no
nya pak 08997651234, sms aja pak, atau telepon aja, kalau gak
diangkat, berarti dia sedang di sawah pak, dia kan petani, tp walau
petani dia punya bisnis sampingan dia juga jualan Ayam Potong pak,
bisnisnya maju, dia banyak duitnya, istrinya aja kemarin dibelikan
Kulkas 5 buah dan juga Kuda 8 ekor, anaknya yang ada 3, masing-
masing dibelikan Mobil BMW yang baru, ih, rezeki mah gak akan
kemana ya pak, Mang Dedi itu soalnya jujur dan rajin sholat, HP nya
juga bagus, dia pakai I-Phone, dia dapat beli di BEC diantar sama saya,
kan dia orang Garut, dia gak hafal Bandung. Jadi hubungi mang dedi aja
ya pak. Sekalian mungkin aja bapak mau pesan ayam potong segar.


Status Perkimpoian : Belum Menikah. Tapi bukannya tidak laku pak! Saya laku pak, saya
sejak SMA terkenal playboy, bukan karena saya lelaki brengsek, tapi
karena saya terlalu pilih-pilih. Saya orangnya perfeksionis pak, memang
sih tidak baik , makanya saya sadar sekarang. Dulu waktu saya banyak
yang naksir, saya malas karena memang belum ada yang cocok saja,
nah sekarang misalnya saya sudah keterima kerja di perusahaan Bapak
ini, InsyaAllah saya akan menikah pak, ada sih gebetan saya, saya
menyimpan hati sama seorang wanita, cerita sedikit tidak apa ya pak,
daripada bapak stress memikirkan pekerjaan, wanita itu namanya
Amalia, dia sebenarnya tetangga saya, saya mulai dekat dengan dia
sejak menjadi panita perayaan HUT RI di RW saya, pertamanya sih kita
sering ngobrol, dia sering curhat jadinya sama saya, kata dia saya
orangnya lucu, humoris gitu, iya gitu pak? Bapak ga tau ya, nanti lah
bapak kenal sendiri. Nah semenjak acara itu saya dan Amalia semakin
dekat, saling tukar nomor HP, smsan, teleponan, ah. Indahnya pak,
bapak pasti pernah merasakan ini. Tapi satu yang jadi halangan,
Ayahnya Amalia itu, Bapak Haji Usman tidak akan menerima saya
sampai saya mendapatkan pekerjaan, maka dari itu pak, demi niat baik
saya yang rencananya akan langsung melamar Amalia jika
mendapatkan pekerjaan ini maka bapak saya sangat mohon sekali agar
menerima saya bekerja di perusahaan bapak. Please ya Pak.


Sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :
1. Daftar Riwayat Hidup
2. Fotocopy Ijazah terakhir
3. Pas Foto Terbaru (berwarna)
4. Fotocopy sertifikat kursus mengemudi
5. Fotocopy sertifikat kursus menjahit
6. Fotocopy sertifikat kursus memasak
7. Fotocopy sertifikat kursus balet
8. Fotocopy sertifikat kursus loncat indah
9. Fotocopy sertifikat kursus renang
10. Fotocopy sertifikat kursus Table manner
11. Fotocopy sertifikat kursus budidaya lele
12. Fotocopy sertifikat kursus budidaya burung berkicau
13. Fotocopy Piagam Penghargaan juara I lomba adzan se-kabupaten Kebumen
14. Fotocopy Piagam Penghargaan juara I lomba fashion show tingkat Kota Makassar
15. Fotocopy Piagam Penghargaan Anak Tersoleh se-RW 16, kelurahan Cicadas. Bandung
16. Fotocopy Piagam Penghargaan kakak terbaik se-kabupaten manokwari
Dan banyak lagi piagam penghargaan yang saya punyai, karena memang saya hobi ikutan lomba pak. Mudah-mudahan itu bisa menjadi pertimbangan dan memperkuat posisi saya sebagai kandidat terkuat calon karyawan di perusahaan Bapak.
Besar harapan saya untuk diberi kesempatan wawancara, dan dapat menjelaskan lebih mendalam mengenai diri saya. Seperti yang tersirat di resume (riwayat hidup), saya mempunyai latar belakang pendidikan, pengalaman potensi dan seorang pekerja keras.
Demikian saya sampaikan. Terima kasih atas perhatian Bapak.


Hormat saya,






Agus Suherman


*mohon maaf bila ada kesamaan nama, bukan suatu kesengajaan*



hihihihi...serius amat bacanya... :P

Kamis, 01 Maret 2012

Suatu Pagi di Stasiun

Jumat, 02 Maret 2012 Pukul 07.00 WIB aku tiba di Stasiun Tanah Abang. Seperti kebiasaanku pada hari sebelumnya, aku ikut antri membeli tiket kereta Commuter Line jurusan Tanah Abang-Duren Kalibata untuk dipakai pada saat pulang kerja. Ketika tiba di depan loket, kepada petugas loket aku berkata, "Kalibata" Sang Petugas memberikan tiket Serpong.  Aku kembalikan tiket itu, aku berkata kepada petugas loket itu lebih keras dan dieja, "Kalibata". Dengan nada sinis dan terlihat kesal tanpa senyum Sang Petugas kemudian mengatakan, "Begitu, bersuara yang keras. Saya tidak dengar karena ada kaca, masker yang kamu pakai dibuka supaya saya bisa dengar...".  Entah kenapa, kalimat Sang Petugas itu begitu menusuk hati dan ketika aku meninggalkan loket itu menuju tangga turun, kalimat itu ternyata begitu membekas di hatiku dan membuatku menitikkan air mata, sepertinya mataku terlihat berkaca-kaca. Duh, astaghfirullah.... maafkan aku ya Rabb, air mata ini buatanmu, atas izinmu dengan bantuan malaikatmu, mengalir begitu saja.  Aku jadi teringat kejadian masa lalu, sebelum pakai masker pun, aku mengatakan ke Petugas Loket untuk beli tiket "Depok" yang diberikan oleh Petugas adalah tiket "Serpong". Apa salahku? Bukankah kondisi Petugas jadi tidak begitu mendengar itu karena kebisingan yang ada di Stasiun? Jika memang Petugas tidak mendengar, apakah bisa dikatakan pelayanan prima  jika seorang yang melayani masyarakat berbicara demikian? Jika loket dibatasi oleh kaca, sementara kondisi di luar bising karena banyak orang dan suara kereta datang dan pergi, bukankah sebaiknya di depan loket beri microphone supaya suara pembeli bisa terdengar oleh Petugas yang di dalam loket? *Hah, ini kan hanya pemikiranku saja, bukan pemikiran mereka yang menguasai alat transportasi ini. Buat apa aku berpikir tentang ini. Capek dech.*
Aku tidak bisa "complain" karena tidak akan mengubah keadaan saat itu, aku hanya bisa "crying", memahami, kemudian memaafkan. Maafkan dia Ya Allah, semoga dia dan juga mereka yang bekerja berkaitan dengan alat transportasi ini bisa melayani masyarakat lebih baik, lebih ramah, lebih prima, dan lebih profesional, amin. O:)