Jumat, 07 September 2018

Autobiography

*“Autobiografi”*
Menjadi Lebih Baik

📝 Namaku Noor Khomsah, aku dilahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah di sebuah kota kecil yang bernama Kota Kudus pada Hari Rabu Pahing, tanggal 22 Juli 1976. Keluarga besarku memanggilku Nunung sebagai nama kecilku. Di kala aku menyukai dunia maya, aku dikenal dengan nama Ocha, hingga pada akhirnya nama panggilan ini telah menjadi nama panggilan di dunia nyata.
📝 Aku adalah anak pertama, buah cinta dari  perkawinan pasangan suami istri bernama Bapak Suhadi dan Ibu Chumaijah.
📝 Bapakku bekerja sebagai wiraswasta, tepatnya adalah seorang pedagang kecil yang berjualan pakaian jadi di Pasar Gajah, Demak, sebuah lapak kecil peninggalan kakekku yang dulu digunakan untuk berjualan sarung selepas menjadi tentara veteran di masa lalu.  Sedangkan ibuku bekerja sebagai penjahit rumahan di rumah kecil kami yang berlantai tanah. Saat ini kedua orang tuaku telah kembali ke haribaan Ilahi. Ibuku meninggal dua puluh delapan tahun yang lalu karena sakit kanker dubur, sedangkan bapakku baru tujuh bulan yang lalu meninggal karena sakit jantung yang disebabkan karena faktor usia.
📝 Aku sementara ini tinggal di kota kelahiranku bersama adik kandung perempuanku, Yuni Nilam Cahya dan kedua anak perempuannya yang cantik-cantik bernama Sekar dan Alin. Aku juga bekerja di kota kelahiranku sebagai PNS Pusat di sebuah instansi pemerintah yang menjadi mesin utama pencari penerimaan negara. Namun, secara yuridis, aku adalah warga Kota Bekasi akibat pernikahanku dengan suamiku yang saat ini bekerja di instansi pemerintah yang berada di Bandara Soekarno Hatta.  Hampir setiap minggu, aku pulang ke Kota Bekasi karena kondisi suamiku terkini  masih dalam pemulihan dari sakit yang menyerang organ bagian dalam.
📝 Sejak kecil, aku suka sekali membaca, karena terlalu asyik membaca, orang tuaku sering memarahiku karena aku tidak ingat waktu untuk membantu orang tua. Suatu hari aku tak mengindahkan perintah orang tuaku hingga akhirnya Bapakku berkata dengan galak, "Makan tuch buku. " Aku tersentak kemudian bergegas melipat buku itu dan mengerjakan perintah orang tuaku. Peristiwa di masa kecilku ini benar-benar tak terlupakan dan berkesan hingga saat ini.
📝 Kemarahan orang tuaku kala itu bukan karena mereka tak menyukai hobiku, tetapi mereka menginginkan aku agar bisa membagi waktu dengan bijak, agar aku bisa menjadi sosok yang lebih baik dan bermakna di mata dunia.
Begitu banyaknya kenangan masa laluku yang menjadi ibroh yang tak bisa kuceritakan seluruhnya, agar ada hikmah yang bisa dipetik.
Biarlah kali ini sebagian kusimpan dan menjadi rahasiaku, bukan karena aku pemalu, bukan pula meragu, lebih karena aku tak mau kisahku utuh dikonsumsi publik.

Kereta Malam Tawang Jaya Premium, dalam perjalanan Semarang - Bekasi, 07 September 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar